Skip to main content

Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average

Dalam melakukan analisa saham, Temantradingceria mengedepankan simplicity serta berusaha menampilkan chart yang clean, tanpa terlalu banyak menggunakan bantuan indikatorUntuk menentukan keputusan strategis trading sendiri, Temantradingceria cenderung mengandalkan terbentuknya sinyal price action, serta key area dimana kemunculan sinyal tersebut dapat menunjukkan pergerakan harga ke depan dengan tingkat probabilitas yang tinggi.

Akan tetapi, apakah Sobat Traders perhatikan dalam setiap posting analisa saham Temantradingceria, ada satu indikator yang hampir ada atau selalu ada dan diplotting ke dalam chart ? jika ya indikator apakah itu ?...

ya benar! Moving Average...



Moving Average merupakan indikator paling sederhana serta sangat powerful dalam membaca trend pergerakan harga. Pengertian singkatnya, Moving Average merupakan nilai rata-rata dari sekian periode waktu yang dapat kita tentukan panjang pendeknya.

Misalkan, suatu saham ABCD memiliki closing price pada 5 hari terakhir sebagai berikut :

100, 150, 200, 150, 200

Maka nilai Simple Moving Average dari periode 5 hari terakhir saham ABCD  adalah:

(100+150+200+150+200)/5 = 160

Mudah bukan ?

Lalu bagaimana Moving Average untuk 20 atau 50 hari terakhir ?

Konsepnya sama, Sobat Traders cukup mengumpulkan data closing price untuk 20 serta 50 hari terakhir, menjumlahkan setiap nilai harian, serta membaginya sesuai dengan periode waktu yang kita inginkan (20 atau 50).

Oke, sampai disini pembahasan mengenai dasar Moving Average dirasa cukup. Apabila Sobat Traders ingin mengetahui lebih dalam mengenai bentuk-bentuk lain Moving Average, Sobat Traders dapat mempelajarinya pada pembahasan-pembahasan yang tersebar luas di internet.

Nah, sekarang kita masuk pada pembahasan yang jauh lebih menarik : Bagaimana menggunakan indikator moving average agar trading-mu profitable.

Temantradingceria akan memberikan panduan langkah demi langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

Daftar Isi

Let's the trade begin..!


1. Gunakan Moving Average 200 Sebagai Filter Pertama Sebuah Trend




Moving Average 200 menggambarkan pergerakan harga dalam 200 hari terakhir dan merupakan indikator trend jangka panjang. Oleh karena itu Sobat Traders dapat menggunakan Moving Average 200 untuk mengidentifikasi trend jangka panjang sebuah saham serta memasang posisi trading searah dengan trend tersebut. Ingatlah petuah, trading lah searah dengan trend.



Bagaimana caranya ?



Singkatnya seperti ini :



Bila harga saham berada diatas Moving Average 200, maka Sobat Traders dapat mencari kesempatan untuk membeli saham tersebut, namun bila harga saham berada di bawah Moving Average 200 hindarilah dahulu untuk membelinya.



Contohnya pada Saham HOKI


Baca :  Saham HOKI Siap Untuk Breakout ? Ini Analisanya


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Bar Merah : Area Hindari Beli
Bar Hijau : Area Dapat Beli

Dari 11 Februari sampai 7 Mei 2019 (Area Bar Merah), berdasarkan filter EMA200 Sobat Traders dapat menahan diri untuk membeli HOKI, dikarenakan harga Saham HOKI bergerak di bawah EMA200. Setelah tanggal 7 Mei 2019 (Area Bar Hijau) rekomendasi berubah dan Sobat Traders dapat mulai membeli Saham HOKI dikarenakan harganya yang sudah berada diatas EMA200.


Contoh lagi pada Saham EXCL

Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Bar Merah : Area Hindari Beli
Bar Hijau : Area Dapat Beli
Dari 24 Oktober 2018 sampai 15 Februari 2019 (Area Bar Merah), berdasarkan filter EMA200 Sobat Traders dapat menahan diri untuk membeli EXCL, dikarenakan harga Saham EXCL bergerak di bawah EMA200. Setelah 15 Februari 2019 (Area Bar Hijau) rekomendasi berubah dan Sobat Traders dapat mulai membeli Saham EXCL dikarenakan harganya yang sudah berada diatas EMA200.

Masih kurang ? oke Temantradingceria berikan 1 contoh lagi


Saham DMAS


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
 Garis Hitam : EMA200
Bar Merah : Area Hindari Beli
Bar Hijau : Area Dapat Beli


Sama seperti 2 saham sebelumnya pada Saham DMAS kita juga menggunakan  200-Days Moving Averages sebagai filter untuk mengkategorisasi area 'dapat beli' yang ditandai oleh area bar hijau yang merupakan area dimana harga sudah bergerak di atas Moving Averages 200 dan bar 'hindari beli' yang ditandai dengan bar area berwarna merah dimana harga masih berada di bawah garis Moving Averages 200.

Sampai disini Sobat Traders pasti sudah faham dan dapat menerapkan filter Moving Averages 200 pada chart masing-masing. Pertanyaan selanjutnya, dimana tepatnya kita dapat membeli saham apabila saham tersebut sudah berada di atas Moving Averages 200 ? apakah kita dapat secara random membelinya setelah saham tersebut masuk kategori 'dapat beli' ?

Sobat Traders dapat saja membeli sebuah saham pada posisi random di chart apabila saham tersebut sudah melampaui garis Moving Averages 200 dan tetap mendapatkan keuntungan bila menjual nya dengan harga yang lebih tinggi. Akan tetapi akselerasi pergerakan suatu saham kerap kali meninggalkan Moving Averages 200 cukup jauh dan memiliki area fluktuasinya sendiri di atas garis Moving Averages 200.


Hal tersebut membuat suatu saham memiliki 'harga tinggi' maupun 'harga rendah'nya sendiri dari pola fluktuasi yang terbentuk. Sobat Traders tentu saja tahu bahwa membeli di 'harga rendah' atau value areanya lebih menguntungkan bagi seorang trader, dibandingkan membeli di harga tinggi. Sebab apabila Sobat Traders membeli di 'harga rendah' atau value areanya, Sobat Traders dapat menjualnya di 'harga tinggi' dan mendapat keuntungan dari satu siklus fluktuasi saham.

Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Contoh Beli Di 'Harga Rendah' Jual Di 'Harga Tinggi' Pada Saham EXCL


Lalu bagaimana Moving Averages dapat membantu kita dalam menentukan value area suatu saham ?

2. Gunakan Moving Average Jangka Menengah Sebagai Penentu Value Area Suatu Saham


Dalam sebuah trend yang sehat, bila suatu saham sudah mencapai titik tertinggi atau overbought saham tersebut akan memiliki kecenderungan kembali ke area 'support' yang dalam trending market bersifat 'dinamis' dan selalu mengikuti pergerakan trend tersebut. Kalau pada langkah pertama kita gunakan 200-Days Moving Averages sebagai filter trend saham jangka panjang. Maka Sobat Traders membutuhkan periode Moving Averages yang lebih pendek untuk menentukan value area sebuah trend saham. 

Mengenai periode Moving Average berapa yang cocok digunakan pada suatu saham ialah sangat dipengaruhi oleh seberapa kuat trend yang tengah dijalani oleh saham tersebut. Semakin kuat trend saham maka semakin pendek periode Moving Average yang dapat kita gunakan untuk menentukan value areanya. 

Umumnya, periode Moving Averages jangka menengah yang digunakan oleh para traders ialah 20-Days Moving Averages yang merekam pergerakan harga dalam 1 bulan trading days dan 50-Days Moving Averages  yang merekam pergerakan harga dalam 2 bulan trading days.


Berikut plotting Moving Averages 20 & 50 pada Saham HOKI


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Garis Biru : EMA20
Garis Merah : EMA50


Pada chart HOKI di atas, plotting Moving Averages 20 dan 50 menunjukkan value area, dimana harga saham memiliki kecenderungan untuk kembali naik setelah menyentuh area yang dibentuk oleh dua Moving Averages tersebut. Kotak merah pada chart di atas menunjukkan beberapa kesempatan beli pada saat pergerakan harga HOKI masuk ke dalam area tersebut.


Berikut plottingnya pada Saham EXCL


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Garis Biru : EMA20
Garis Merah : EMA50


Pada chart EXCL di atas, Sobat Traders dapat mengidentifikasi 'harga murah' atau value area dari Saham EXCL dengan menggunakan Moving Averages 20 dan 50 yang diplot secara bersamaan ke dalam chart. Fungsi dari dua Moving Averages tersebut ialah sebagai dynamic support yang membentuk 'dasar' dari fluktuasi Saham EXCL. Kotak merah pada chart di atas menunjukkan kesempatan beli pada saat pergerakan harga EXCL masuk ke dalam area di antara 
Moving Averages 20 dan 50.


Plotting Moving Averages 20 & 50 pada Saham DMAS


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Garis Biru : EMA20
Garis Merah : EMA50

Seperti pada dua contoh sebelumnya, Moving Averages 20 dan 50 yang kita plot pada chart DMAS di atas dapat membantu Sobat Traders untuk mendapatkan 
value area, yang merupakan lokasi ideal bagi para traders untuk memasang posisi beli serta memaksimalkan Risk : Reward Ratio (perhatikan area yang diberi kotak merah). 



3. Perhatikan Bentuk Candlestick Pada Value Area



Setelah melakukan filter pada long-term trend dengan bantuan Moving Average jangka panjang (Moving Averages 200serta mendapatkan value area dari sebuah saham  menggunakan Moving Averages  jangka menengah (Contoh : Moving Averages 20 & 50), langkah selanjutnya yang perlu Sobat Traders lakukan adalah mencari timing yang tepat agar saat melakukan posisi 'beli' market sudah siap kembali ke jalur uptrendnya.

Kembalinya saham ke value area dimulai dari sudah tingginya harga sebuah saham yang kemudian disusul dengan terjadinya koreksi. Koreksi tersebut membawa harga saham kembali ke 'harga murah' yang layak dibeli oleh seorang trader. Saat trend koreksi melambat dan kekuatan beli datang kembali, saat itulah yang tepat bagi Sobat Traders untuk membeli sebuah saham serta ikut mendapatkan profit dari kelanjutan trend utama.

Cara paling mudah dan cepat adalah dengan memperhatikan candle yang terbentuk pada value areaBullish candle yang memiliki closing price lebih tinggi dari opening price ialah salah satu entry signal signifikan yang harus Sobat Traders perhatikan.


Contoh timing 'beli' pada Saham HOKI


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Garis Biru : EMA20
Garis Merah : EMA50

Entry signal yang terbentuk pada saham HOKI merupakan bentuk candle "Bullish Pin Bar". Bullish Pin Bar merupakan candle dengan ukuran tail lebih panjang dari body candle itu sendiri. Pada area yang diberi kotak merah, terlihat jelas bahwa buyers langsung masuk ke saham ini begitu harga menyentuh value area antara Moving Averages 20 & 50. Hal itu bahkan terjadi dalam satu hari saja yang direfleksikan pada Bullish Pin Bar. Sobat Traders dapat ikut membeli apabila melihat bentukan Bullish Pin Bar pada value area dikarenakan tingkat probabilitasnya yang tinggi dalam menunjukkan arah trend ke depannya.


Contoh timing 'beli' pada Saham EXCL


Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Garis Biru : EMA20
Garis Merah : EMA50

Dapat Sobat Traders perhatikan, ada tiga kesempatan yang di-highlight Temantradingceria dari chart EXCL di atas. Ketiganya menunjukkan momentum EXCL untuk berbalik naik dari koreksi singkatnya serta  memberikan kesempatan 'beli' bagi para traders. Indikasi bullish terlihat jelas dari terbentuknya tiga candle hijau dalam kotak merah yang merupakan sinyal kelanjutan uptrend.


Contoh timing 'beli' pada Saham DMAS

Meraih Profit Dalam Trading Menggunakan Indikator Moving Average
Garis Hitam : EMA200
Garis Biru : EMA20
Garis Merah : EMA50


Terdapat beberapa varian entry signal pada saham DMAS. Temantradingceria meng-highlight enam opportunity untuk masuk ke saham DMAS di value areanya. Pada candle yang diberi kotak merah, yaitu nomor 1, 2, 4 dan 6 signal yang terbentuk merupakan jenis "Bullish Engulfing Pattern". Jenis candle ini menunjukkan kekuatan bullish dengan tingginya minat beli sehingga body candle yang terbentuk dapat mengcover keseluruhan body candle hari sebelumnya. Pada kotak hitam, yaitu nomor 3 dan 5 entry signal yang muncul ialah jenis bullish pin bar seperti yang sudah kita bahas pada contoh sebelumnya di saham HOKI.


Kesimpulan


Moving Averages merupakan indikator yang sangat membantu dalam menentukan trend sebuah saham. Hal pertama yang kita lakukan sebelum membeli saham ialah dengan melihat trend jangka panjangnya. Apabila harga saham berada di atas Moving Averages jangka panjangnya, maka saham tersebut sudah dalam fase uptrend dan masuk kategori 'dapat beli'. Akan tetapi filter terhadap trend jangka panjang saja belum cukup untuk langsung membeli saham saat itu juga, dikarenakan akselerasi trend dapat membuat sebuah saham jauh meninggalkan Moving Averages jangka panjangnya.

Sebuah saham yang sudah berada di atas Moving Averages jangka panjangnya (cont. Moving Averages 200) dan masuk fase uptrendnya cenderung memiliki fluktuasinya sendiri. Dalam hal ini tugas seorang trader adalah memisahkan di mana sebuah harga saham sudah 'terlalu mahal' dan di posisi mana harga saham masih 'murah'.  Dinamika yang telah umum kita ketahui dari suatu saham apabila harganya telah melambung tinggi akan kembali ke 'harga murah' atau value areanya. Pada saham-saham uptrendvalue area biasanya merupakan sebuah dynamic support yang terus-menerus bergerak mengikuti kenaikan harga saham. Moving Averages jangka menengah umumnya dapat mendeteksi di mana value area itu berada. Pada artikel ini Temantradingceria memberikan contoh menentukan value area pada saham-saham pilihan dengan menggunakan Moving Averages 20 & 50.

Hal terakhir yang harus Sobat Traders perhatikan setelah melakukan dua langkah sebelumnya, adalah mencari sebuah konfirmasi bahwa suatu saham yang telah kembali ke value areanya siap untuk berbalik dan meneruskan fase uptrend. Manfaat yang dapat kita petik dari langkah terakhir ini adalah mendapatkan timing yang tepat dalam membeli saham. Cara paling sederhana dan efektif ialah memperhatikan bentukan candle yang menunjukkan reversal pattern.  Temantradingceria telah  menjabarkan beberapa jenis bentukkan candle dari saham-saham pilihan di atas yang dapat menjadi entry signal untuk membeliseperti bullish engulfing pattern dan bullish pin bar. 

So, setelah membaca tutorial kali ini, Sobat Traders diharapkan mampu menemukan saham-saham dengan trend naik yang baik, membeli di 'harga murah' dan mendapatkan profit dari kenaikan harga sahamnya.



Salam Trading Ceria 🤞

Comments